Kerokan atau gua sha adalah metode pengobatan tradisional yang populer di beberapa negara Asia, termasuk Indonesia. Praktik ini melibatkan penggunaan alat untuk menggosok atau mengikis kulit dengan tujuan untuk meredakan gejala masuk angin. Seperti pegal-pegal. Demam ringan. Atau rasa tidak nyaman di bagian tubuh tertentu. Namun. Muncul mitos di masyarakat bahwa Makin Merah hasil kerokan. Menandakan semakin parah masuk angin yang dialami. Artikel ini akan mengupas fakta di balik praktik kerokan. Pengaruhnya terhadap masuk angin. Dan penjelasan ilmiah mengenai reaksi kulit terhadap kerokan.
Apa Itu Kerokan dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Kerokan atau gua sha adalah teknik yang melibatkan penggunaan alat dengan tepi yang halus untuk mengikis kulit secara lembut dan berulang kali di area yang merasa tidak nyaman. Teknik ini biasanya dilakukan dengan menggunakan minyak pijat atau balsam untuk memudahkan pergerakan alat di atas kulit. Tujuan dari kerokan adalah untuk meningkatkan sirkulasi darah di area yang diikis, yang dipercaya dapat membantu meredakan gejala masuk angin dan meningkatkan kesejahteraan umum.
Mitos dan Fakta tentang Kerokan Makin Merah
Mitos yang berkembang di masyarakat adalah bahwa semakin merah warna yang muncul setelah kerokan, menandakan semakin parah masuk angin yang diderita. Namun, pada kenyataannya, kemerahan yang muncul setelah kerokan lebih banyak berkaitan dengan respons fisik kulit terhadap tekanan dan gesekan daripada tingkat keparahan masuk angin. Kemerahan atau ekimosis (memar) adalah akibat dari pecahnya kapiler darah di bawah kulit, yang merupakan respons alami tubuh terhadap trauma fisik ringan. Tingkat kemerahan ini dapat bervariasi tergantung pada jenis kulit, sensitivitas individu, dan tekanan yang diberikan saat melakukan kerokan.
Manfaat Kerokan Berdasarkan Penelitian
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa kerokan dapat memberikan manfaat kesehatan tertentu, seperti meredakan nyeri otot, meningkatkan sirkulasi darah, dan meredakan gejala masuk angin. Teknik ini juga dipercaya dapat merangsang sistem limfatik, yang membantu tubuh menghilangkan toksin. Namun, penting untuk dicatat bahwa lebih banyak penelitian diperlukan untuk secara definitif mengkonfirmasi manfaat kesehatan ini. Para ahli kesehatan juga menekankan bahwa kerokan sebaiknya tidak digunakan sebagai pengganti pengobatan medis untuk kondisi yang serius.
Baca juga: Makanan yang Bikin Gemuk
Kapan Harus Berhati-hati dengan Kerokan Makin Merah
Meskipun kerokan dianggap aman untuk kebanyakan orang, ada beberapa kondisi di mana teknik ini harus dihindari. Orang dengan kondisi kulit tertentu, seperti eksim atau psoriasis, orang yang mudah memar, atau orang yang memiliki gangguan pembekuan darah harus berkonsultasi dengan dokter sebelum melakukan kerokan. Selain itu, kerokan tidak disarankan untuk area dengan luka terbuka, infeksi kulit, atau tumor. Untuk menghindari iritasi atau kerusakan kulit, sangat penting untuk melakukan kerokan dengan cara yang lembut dan tidak terlalu sering.
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas adalah bahwa kemerahan yang muncul setelah kerokan tidak secara langsung menunjukkan tingkat keparahan masuk angin. Kemerahan lebih merupakan indikasi respons fisik kulit terhadap tekanan yang diberikan. Kerokan memang dapat memberikan manfaat kesehatan, seperti meredakan nyeri dan meningkatkan sirkulasi darah, tetapi harus dilakukan dengan hati-hati dan tidak dianggap sebagai solusi untuk semua masalah kesehatan. Sebagai bagian dari pendekatan kesehatan yang holistik, kerokan dapat diintegrasikan dengan praktik kesehatan lainnya dan pengobatan medis ketika diperlukan.
One thought on “Makin Merah Kerokan, Makin Parah Masuk Angin”
Comments are closed.